DIKSIKU.com, Samarinda – Wajah Kota Tepian kini semakin semarak dengan hadirnya patung Lembuswana di dua titik strategis, yakni Bundaran Stadion Utama Palaran dan kawasan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto. Ikon baru tersebut diresmikan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, dalam seremoni di Palaran pada Rabu (10/9).
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menyambut positif pembangunan patung tersebut. Ia menyebut Lembuswana memiliki makna sejarah sekaligus filosofi yang merepresentasikan kearifan lokal masyarakat Kutai.
“Patung ini bukan sekadar hiasan, tetapi simbol identitas daerah yang memperkuat kebanggaan masyarakat,” ujarnya, Selasa (16/9).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski demikian, Subandi menilai perlu ada penyesuaian lokasi ikon kota. Menurutnya, Bundaran Palaran akan lebih tepat jika dihiasi patung Pesut Mahakam, maskot Kota Samarinda.
“Untuk di bandara, Lembuswana sudah sesuai. Namun, di jalur tol Samarinda–Balikpapan, pesut bisa lebih relevan karena sudah dikenal sebagai lambang kota,” katanya.
Politikus PKS itu juga mengingatkan agar ikon-ikon kota tidak hanya dibangun, tetapi juga dirawat secara berkelanjutan. Ia menyoroti banyaknya maskot yang terkesan terbengkalai, mulai dari cat pudar hingga ditumbuhi lumut.
“Kalau tidak dirawat, nilai estetikanya hilang. Perlu ada alokasi anggaran rutin untuk pemeliharaan,” tegasnya.
Subandi menambahkan, pembangunan ikon seperti patung Lembuswana akan memberi manfaat maksimal jika konsisten dirawat dan dijadikan bagian dari identitas kota.
“Kalau terpelihara, bisa mendukung pariwisata, mempercantik kota, sekaligus jadi kebanggaan warga,” lanjutnya.
Sebagai informasi, pembangunan patung ini dibiayai melalui dana hibah APBD Kaltim 2023–2024 yang disalurkan lewat Lembaga Budaya Adat Kutai. Patung di Bundaran Palaran berdiri di lahan seluas 38 meter persegi dengan nilai kontrak Rp900 juta, sementara patung di Bandara APT Pranoto dibangun di lahan 78 meter persegi dengan kontrak sekitar Rp1 miliar.
Keberadaan patung Lembuswana di dua titik ini diharapkan menjadi penanda sekaligus sambutan khas bagi masyarakat dan pendatang. DPRD Kaltim pun menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan ikon kota agar fungsi simbolis dan estetikanya benar-benar dirasakan dalam jangka panjang. (adv)
Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah