DIKSIKU.com, Samarinda — Dugaan adanya makanan basi dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 13 Samarinda memicu perhatian serius dari DPRD Kalimantan Timur (Kaltim). Temuan tersebut dianggap sebagai sinyal lemahnya kontrol mutu terhadap program yang semestinya menjamin gizi pelajar.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menilai insiden ini tidak bisa dianggap sepele. Menurutnya, kualitas makanan adalah kunci keberhasilan program yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan daya konsentrasi siswa.
“Kalau sampai ada makanan basi, artinya pengawasan dari hulu ke hilir tidak berjalan maksimal. Padahal, ini menyangkut kesehatan anak-anak kita,” ujar Andi Satya, Senin (22/9).
Komisi IV meminta agar setiap Sentra Penyediaan dan Pengolahan Gizi (SPPG) yang menjadi penyuplai makanan ditinjau ulang. Standar kebersihan dapur, sistem penyimpanan, hingga durasi distribusi disebut harus diawasi ketat agar tidak menimbulkan masalah serupa.
Selain itu, DPRD juga menekankan pentingnya transparansi pelaksanaan program. Andi Satya mendorong siswa dan pihak sekolah untuk berani menyampaikan laporan jika menemukan makanan yang tidak layak konsumsi.
“Aduan dari lapangan adalah masukan berharga untuk perbaikan,” tegasnya.
Menurutnya, sekolah juga memegang peran penting sebagai pengawas harian. Guru dan pihak manajemen sekolah diminta lebih aktif melakukan pengecekan sebelum makanan dibagikan ke siswa. Dengan begitu, potensi persoalan bisa dicegah sejak dini.
DPRD Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus mengawal jalannya program MBG. Andi Satya memastikan, tujuan utama program tidak boleh bergeser: menghadirkan makanan sehat yang benar-benar bermanfaat bagi generasi muda Kaltim. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah