DIKSIKU.com, Samarinda – Kerusakan parah di jalur utama penghubung Kota Samarinda dan Balikpapan kembali menjadi sorotan. Longsor yang melanda Kilometer 28 di kawasan Desa Batuah, Kutai Kartanegara, bukan hanya merusak infrastruktur, tetapi juga mengganggu kelancaran transportasi barang dan orang di jalur vital Kalimantan Timur.
Anggota DPRD Kaltim, Achmed Reza Fachlevi, menyatakan kekhawatirannya atas lambannya penanganan. Ia menyebutkan, status jalan nasional membuat pemerintah daerah tak bisa bertindak langsung.
“Penanganan jalan ini sepenuhnya wewenang pemerintah pusat melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional. Kami hanya bisa mendorong agar percepatan segera dilakukan,” kata Reza, Kamis (14/6/2025).
Menurutnya, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR. Bahkan Fraksi Gerindra di DPR RI juga diminta turut mengawal proses ini agar alokasi anggaran bisa segera turun. Sebab, keterlambatan justru memperpanjang risiko keselamatan bagi pengguna jalan.
“Jalur ini sangat krusial bagi distribusi logistik dan kebutuhan pokok masyarakat. Kalau dibiarkan, bukan hanya ekonomi yang terdampak, tapi juga keselamatan pengguna jalan,” ujarnya.
Saat ini, jalan darurat telah dibuka sebagai solusi sementara. Namun, Reza menegaskan bahwa jalur tersebut belum sepenuhnya aman dan tidak bisa dijadikan solusi jangka panjang.
“Kondisi geologis di lokasi masih dalam kajian teknis. Kalau ternyata tanahnya tidak stabil, kita harus pikirkan relokasi jalur ke tempat yang lebih aman,” imbuhnya.
Ia berharap kajian teknis bisa segera rampung dan diikuti dengan keputusan cepat dari pemerintah pusat. Menurutnya, pembangunan jalan alternatif bisa menjadi opsi realistis jika perbaikan jalur eksisting dinilai tidak efektif.
“Yang kita butuhkan sekarang adalah tindakan konkret, bukan sekadar menunggu. Masyarakat sudah terlalu lama menghadapi ketidakpastian,” tegas politisi Partai Gerindra itu.
Situasi ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya perencanaan infrastruktur berbasis mitigasi bencana, terutama di wilayah dengan kondisi geografis rawan longsor seperti Kalimantan Timur. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah