DIKSIKU.com, Sinjai – Masyarakat Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, terlihat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi Program Kelurahan Tuntas Anak Tidak Sekolah (ATS) yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Sinjai, Jumat (4/7/2025).
Kegiatan berlangsung di kantor kelurahan dengan melibatkan langsung berbagai unsur masyarakat, tenaga pendidik, dan pemangku kepentingan pendidikan lokal.
Kepala Dinas Pendidikan Sinjai, Irwan Suaib, hadir memimpin kegiatan bersama jajarannya. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari langkah pemerintah daerah dalam memastikan tidak ada anak yang tertinggal dari akses pendidikan.
“Setiap anak harus punya kesempatan yang sama untuk bersekolah,” tegas Irwan.
Program Tuntas ATS menjadi strategi prioritas Pemerintah Kabupaten Sinjai yang dituangkan dalam dokumen perencanaan daerah, khususnya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Irwan Suaib menjelaskan, pendekatan dalam program ini bersifat kolaboratif. Pemerintah daerah menggandeng lembaga pendidikan nonformal seperti PKBM, penggiat literasi, tokoh masyarakat, hingga perwakilan komunitas lokal.
“Peran aktif masyarakat, khususnya para orang tua angkat, sangat membantu upaya kami menuntaskan ATS di tingkat kelurahan,” kata Irwan di hadapan peserta.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi ruang strategis dalam memperkuat kesadaran masyarakat terkait pentingnya pendidikan dasar yang inklusif.
“Tugas kita bersama adalah membuka jalan dan menjaga semangat belajar anak-anak,” lanjutnya.
Lurah Biringere, Andi Mudzil Djalil, menyatakan komitmen penuh pihak kelurahan dalam menyukseskan program Tuntas ATS ini.
Ia mengatakan bahwa kelurahan siap menjadi fasilitator dalam pendataan anak tidak sekolah, pelibatan orang tua angkat, hingga pemenuhan administrasi kependudukan yang diperlukan bagi keperluan pendidikan.
“Kami sangat mendukung. Pendidikan generasi muda adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Sosialisasi tersebut juga menjadi momentum membangun pemahaman warga terhadap pentingnya pendidikan, baik formal maupun nonformal.
Dinas Pendidikan mengajak masyarakat untuk tidak hanya mendukung program ini secara administratif, tetapi juga menjadi bagian aktif dari proses pendampingan anak-anak ATS.
Beberapa warga yang hadir bahkan menyampaikan pengalaman langsung mendampingi anak-anak binaan yang kini telah kembali mengikuti proses belajar.
Dalam pelaksanaannya, Dinas Pendidikan menekankan pentingnya pendekatan berbasis komunitas. Melalui pelibatan tokoh lokal, pendamping PKBM, hingga fasilitator yang telah dilatih, anak-anak rentan putus sekolah bisa lebih mudah dijangkau.
Disdik juga mencatat bahwa sejak tahun 2024, sejumlah indikator keberhasilan telah mulai tampak. Jumlah anak yang kembali mengakses pendidikan meningkat, dan keterlibatan masyarakat semakin tumbuh.
Dinas Pendidikan berkomitmen untuk memperluas jangkauan program ini ke desa-desa dan kelurahan lain.
“Kami berencana menambah PKBM mitra untuk menjangkau lebih banyak wilayah,” terang Irwan.
Dalam sesi diskusi, sejumlah orang tua angkat menyampaikan beberapa kendala teknis seperti kebutuhan transportasi dan perlengkapan belajar anak-anak binaan.
Dinas Pendidikan menyambut baik saran tersebut dan akan menjadikannya bahan evaluasi untuk perbaikan program ke depan.
“Program ini harus terus tumbuh dan menyesuaikan dengan kebutuhan lokal. Evaluasi akan kami lakukan secara periodik,” kata salah satu pejabat bidang pendidikan yang hadir.
Sosialisasi ini turut dihadiri Kepala Bidang Disdik, Koordinator Wilayah Pendidikan, pendamping satuan pendidikan, Kepala PKBM, serta tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan ditutup dengan diskusi terbuka antara warga dan pihak dinas, memperlihatkan semangat kolaborasi yang kuat dalam pembangunan sektor pendidikan. ***
Penulis : Andi Irfan Arjuna
Editor : Adi