DIKSIKU.com, Bontang – Kisruh internal yang melilit Universitas Trunajaya Bontang kembali mencuat ke permukaan, namun penyelesaiannya tak bisa serta-merta dibebankan pada pundak pemerintah daerah.
Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto, menegaskan bahwa langkah awal penyelesaian justru harus datang dari para mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa Bontang (HMB) sendiri.
Dalam rapat gabungan antara Komisi A dan C DPRD Bontang yang digelar Senin (16/6/2025), Heri menyampaikan bahwa keterlibatan aktif mahasiswa menjadi kunci utama membuka kebuntuan komunikasi dengan pihak yayasan kampus.
Ia menekankan pentingnya inisiatif untuk menggali informasi langsung dari sumber inti permasalahan.
“Kalau ingin tahu duduk persoalannya, mahasiswa dan HMB harus datang ke yayasan. Mereka harus minta data, minta kejelasan, karena yang tahu detil ya mereka dan LLDIKTI,” tegasnya.
Ia menjelaskan, pemerintah daerah memiliki keterbatasan dalam menangani masalah institusi pendidikan swasta. Tanpa adanya dasar data dan permintaan resmi dari pihak terdampak, ruang gerak pemerintah menjadi terbatas.
“Karena ini kampus swasta, pemerintah tak bisa serta-merta masuk. Tapi kami siap memfasilitasi jika komunikasi antara mahasiswa dan yayasan sudah terbuka,” sambung Heri.
Sebagai bentuk komitmen, DPRD akan mendorong Pemkot Bontang untuk menjadwalkan rapat resmi dengan yayasan. Tujuan utama pertemuan itu adalah menyusun langkah-langkah penyelamatan bagi mahasiswa, terutama mereka yang kini tak memiliki kepastian akademik.
“Kami minta Asisten I dan II pemerintah kota turun tangan. Harus ada pembahasan teknis, dari solusi cepat hingga rencana jangka panjang,” ujar Heri.
Langkah strategis lainnya, DPRD juga akan menjadwalkan rapat dengar pendapat lanjutan dalam dua hingga tiga bulan ke depan. Forum tersebut dirancang untuk mengevaluasi sejauh mana progres penyelesaian sudah dilakukan.
“Kita akan kumpulkan lagi semua pihak, termasuk mahasiswa. Nanti akan ketahuan apa yang sudah dikerjakan pemerintah, dan bagian mana yang masih perlu dibenahi,” jelasnya.
Sayangnya, dalam rapat kali ini, pihak yayasan Universitas Trunajaya absen. Ketidakhadiran itu disayangkan Heri, apalagi surat pemberitahuan baru dikirim beberapa jam sebelum rapat dimulai, dengan alasan pengurus tengah fokus menyelesaikan administrasi ke LLDIKTI.
“Kalau pun ketuanya berhalangan, mestinya bisa diwakili. Yayasan itu institusi, bukan satu orang. Tapi ya kami catat sikap ini,” tutupnya. (adv)

Penulis : Mra
Editor : Idhul Abdullah