DIKSIKU.com, Samarinda – Komisi IV DPRD Kalimantan Timur menyoroti terbatasnya fasilitas kesehatan di Ibu Kota Provinsi. Salah satu perhatian utama adalah nasib Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda yang hingga kini operasionalnya belum berlanjut.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menilai persoalan ini sudah mendesak. Ia menyebut, jumlah tempat tidur rumah sakit di Samarinda baru sekitar 1.500 unit, sementara standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk jumlah penduduk kota ini seharusnya mencapai 4.500 unit.
“Artinya masih ada kekurangan yang sangat besar. Tanpa tambahan fasilitas baru, kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat jelas tidak akan terpenuhi,” ujar Andi, Sabtu (16/8/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, keberadaan RSI memiliki nilai strategis karena sejak lama menjadi rumah sakit rujukan masyarakat. Jika kembali beroperasi, rumah sakit tersebut akan membantu mengurangi beban fasilitas kesehatan yang ada saat ini.
Andi menekankan bahwa penyelesaian masalah RSI tidak cukup dengan pendekatan teknis, melainkan harus melalui koordinasi bersama. “Pemerintah provinsi, DPRD, dan Yayasan RSI (YARSI) harus segera duduk bersama. Pertemuan resmi yang melibatkan seluruh pihak adalah pintu masuk untuk mencari jalan keluar,” jelasnya.
Ia menambahkan, kebutuhan kesehatan masyarakat adalah prioritas yang tidak boleh ditunda. “Persoalan ini menyangkut nyawa warga. Karena itu, penyelesaiannya harus dipercepat,” tegasnya.
DPRD berharap langkah konkret segera diambil Pemprov Kaltim agar keberadaan RSI kembali memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Samarinda dan sekitarnya. (adv)
Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah