Digital Tapi Ribet, DPRD Bontang Soroti Aplikasi Kesehatan yang Malah Persulit Pelayanan

- Editor

Senin, 7 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto. (ist)

i

Ketua Komisi A DPRD Bontang, Heri Keswanto. (ist)

DIKSIKU.com, Bontang – Harapan agar digitalisasi menjadi solusi, rupanya belum sepenuhnya terwujud di lapangan. Alih-alih mempercepat layanan, penerapan sistem berbasis aplikasi di fasilitas kesehatan justru dianggap menambah beban kerja para tenaga medis. Hal ini terungkap dalam kunjungan lapangan Komisi A DPRD Bontang ke Puskesmas Bontang Selatan II.

Ketua Komisi A, Heri Keswanto, mengaku prihatin setelah melihat langsung bagaimana petugas medis harus berpacu bukan hanya dengan waktu, tetapi juga dengan tumpukan kewajiban input data ke berbagai aplikasi kesehatan yang berjalan bersamaan.

“Tenaga medis kita sekarang lebih banyak duduk di depan layar komputer daripada berinteraksi dengan pasien. Ini ironis,” ucap Heri dengan nada serius, usai kunjungan pada Senin (7/7/2025).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurutnya, dalam satu sesi pemeriksaan pasien, petugas diwajibkan mengisi data di empat hingga lima sistem berbeda. Setiap aplikasi memiliki format dan fitur masing-masing, tanpa adanya koneksi satu sama lain.

Baca Juga :  Jabat Anggota DPRD Bontang, Heri Keswanto Janji Perbaiki Infrastruktur Bontang Lestari

“Bayangkan kalau ada antrean panjang, sementara nakes harus buka-buka aplikasi yang tidak saling bicara. Bukannya efisien, malah memperlambat,” tambah politisi Partai Golkar itu.

Bagi Komisi A, digitalisasi tidak cukup hanya soal peluncuran aplikasi. Kebijakan yang datang dari pusat, kata Heri, harus mempertimbangkan kesiapan di level daerah, mulai dari infrastruktur, jaringan internet, hingga kemampuan teknis sumber daya manusia.

“Kita tidak menolak digitalisasi, justru mendukung. Tapi harus terintegrasi dan menyederhanakan. Kalau hanya menambah pekerjaan, itu bukan solusi,” tegasnya.

Keluhan serupa juga datang dari Kepala Puskesmas Bontang Selatan II, dr. Livia Fitriati. Ia mengungkapkan bahwa sistem digital yang diterapkan saat ini bersumber langsung dari kebijakan Kementerian Kesehatan RI, dan bukan dari pemerintah kota. Akibatnya, banyak aplikasi yang harus digunakan secara terpisah.

Baca Juga :  Polemik Bontang–Kutim Makin Sengit, Andi Faiz Serukan Komunikasi Tanpa Provokasi

“Kadang satu pasien harus diinput datanya ke tiga atau empat aplikasi. Belum lagi kalau jaringan lambat atau sistem eror. Kita sering mengulang dari awal,” kata dr. Livia.

Masalah lainnya, menurut dia, adalah tidak tersedianya satu dashboard pusat untuk melihat data pasien secara menyeluruh. Riwayat kunjungan pasien tersebar di aplikasi yang berbeda, dan tidak semua bisa ditarik ulang dengan mudah.

Atas temuan tersebut, Komisi A berencana menyampaikan langsung ke Kementerian Kesehatan dalam agenda kunjungan kerja ke Jakarta. Mereka mendorong evaluasi menyeluruh terhadap sistem digitalisasi kesehatan nasional agar tidak sekadar memindahkan proses manual ke digital, tapi juga menghadirkan efisiensi nyata bagi pengguna.

“Tujuan teknologi itu menyederhanakan, bukan menyulitkan. Kalau sistem seperti ini terus dibiarkan, yang dirugikan bukan hanya tenaga kesehatan, tapi juga masyarakat yang butuh pelayanan cepat,” tutupnya. (adv)

Loading

Penulis : Mra

Editor : Idul Abdullah

Berita Terkait

DPRD Kaltim Hentikan Mediasi, Tunggakan Gaji RSHD Masuk Jalur Hukum
DPRD Kaltim Sampaikan Pandangan Fraksi-Fraksi Terkait Nota Keuangan Pemprov
DPRD Kaltim Tegaskan Dukungan Untuk Kepemimpinan Baru di Mahakam Ulu
DPRD Kaltim Dorong Optimalisasi Pengelolaan ZIS Lewat Baznas
DPRD Kaltim Serukan Gotong Royong Lawan Narkoba di Desa
DPRD Kaltim Gelar Paripurna ke-36, Bahas Revisi Agenda dan Perubahan APBD 2025
DPRD Kaltim Imbau Pemprov Perketat Kajian Tukar Guling Aset
DPRD Kaltim Desak Pengawasan Ketat Program Makanan Bergizi Gratis

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 18:04 WITA

DPRD Kaltim Hentikan Mediasi, Tunggakan Gaji RSHD Masuk Jalur Hukum

Selasa, 23 September 2025 - 18:24 WITA

DPRD Kaltim Sampaikan Pandangan Fraksi-Fraksi Terkait Nota Keuangan Pemprov

Selasa, 23 September 2025 - 18:22 WITA

DPRD Kaltim Tegaskan Dukungan Untuk Kepemimpinan Baru di Mahakam Ulu

Selasa, 23 September 2025 - 18:19 WITA

DPRD Kaltim Dorong Optimalisasi Pengelolaan ZIS Lewat Baznas

Senin, 22 September 2025 - 20:00 WITA

DPRD Kaltim Serukan Gotong Royong Lawan Narkoba di Desa

Senin, 22 September 2025 - 19:28 WITA

DPRD Kaltim Gelar Paripurna ke-36, Bahas Revisi Agenda dan Perubahan APBD 2025

Senin, 22 September 2025 - 19:15 WITA

DPRD Kaltim Imbau Pemprov Perketat Kajian Tukar Guling Aset

Senin, 22 September 2025 - 18:09 WITA

DPRD Kaltim Desak Pengawasan Ketat Program Makanan Bergizi Gratis

Berita Terbaru