DIKSIKU.com, Gaza – Gaza menyambut harapan baru hari ini dengan dimulainya gencatan senjata yang telah lama dinantikan. Setelah satu tahun mediasi intensif oleh Qatar dan Mesir, kesepakatan ini menjadi pijakan pertama menuju upaya penghentian konflik berkepanjangan yang telah merenggut puluhan ribu nyawa sejak perang besar dimulai pada Oktober 2023.
Perang antara Israel dan Hamas yang berawal dari serangan mengejutkan Hamas ke wilayah Israel telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang dahsyat. Di Gaza, lebih dari 45 ribu jiwa—kebanyakan perempuan dan anak-anak—menjadi korban tewas, sementara jutaan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Namun, proses menuju gencatan senjata ini bukannya tanpa hambatan. Penyerahan daftar sandera oleh Hamas menjadi titik krusial yang sempat menunda pelaksanaannya. Hamas menyebut kendala teknis, termasuk sulitnya komunikasi di tengah ancaman serangan udara Israel, sebagai alasan utama keterlambatan tersebut.
Hari ini, tiga sandera asal Israel, Romi Gonen (24), Emily Damari (28), dan Doron Shtanbar Khair (31), dipastikan akan dibebaskan oleh Hamas. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 95 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dari tahanan mereka. Palang Merah akan memfasilitasi proses ini, yang dijadwalkan dimulai setelah pukul 16.00 waktu setempat.
Di sisi lain, meskipun pasukan Israel telah mundur dari wilayah selatan Gaza menuju koridor Philadelphi, serangan udara dan artileri di wilayah utara dan tengah Gaza tetap berlangsung. Serangan ini telah menewaskan delapan orang dan melukai lebih dari 25 lainnya, menimbulkan kekhawatiran atas rapuhnya kesepakatan gencatan senjata ini.
Pengungsi Gaza menyambut gencatan senjata ini dengan harapan besar, meskipun dibayangi keraguan. Souad Warshaga, salah satu pengungsi, mengungkapkan kegembiraannya untuk bisa kembali ke rumahnya di Gaza utara.
“Kami sangat merindukan rumah kami,” ujarnya, dilansir Al-Jazeera dan AFP, Minggu (19/1/2025)
Namun, rasa bahagia itu bercampur dengan ketakutan, seperti diungkapkan oleh Latifa Qashqash. “Saya takut Israel melanggar perjanjian ini. Kami sudah kehilangan terlalu banyak.”
Meskipun langkah ini memberikan secercah harapan, jalan menuju perdamaian yang sejati masih panjang dan penuh tantangan. Warga Gaza dan komunitas internasional kini menanti apakah gencatan senjata ini dapat bertahan dan membuka peluang untuk mengakhiri konflik yang telah menimbulkan begitu banyak penderitaan.
Penulis : Redaksi Diksiku
Editor : Idhul Abdullah
Sumber Berita : detikcom