DIKSIKU.com, Bone – Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kelurahan Lonrae, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone, kini menjadi sorotan. Kondisi gelap akibat tidak adanya penerangan di kawasan ini membuat nelayan kesulitan beraktivitas, terutama saat malam hari.
Dampaknya, aktivitas bongkar muat ikan menjadi terhambat, dan para nelayan harus mencari alternatif untuk menjaga hasil tangkapan mereka tetap aman.
Salah seorang nelayan setempat, H Abbas, mengungkapkan bahwa situasi ini telah berlangsung kurang lebih setahun.
“Dulu kami membawa lampu cash dari rumah untuk penerangan, tetapi sekarang sudah tidak bisa lagi karena sebagian besar stop kontak listrik di sini sudah dirusaki,” ungkapnya kepada DIKSIKU.com, Rabu (9/1/2024) malam.
Ketiadaan penerangan tidak hanya berdampak pada kenyamanan bekerja, tetapi juga memaksa sejumlah nelayan memilih tempat pelelangan di kabupaten lain.
“Sejumlah nelayan sekarang lebih memilih bongkar muat di TPI Kabupaten Sinjai. Kondisinya lebih mendukung, dan kami tidak harus repot mencari penerangan sendiri,” tambahnya.
Keputusan para nelayan Bone untuk memindahkan aktivitas bongkar muat ke Sinjai membawa dampak signifikan pada perekonomian lokal. Hasil tangkapan yang seharusnya mendukung roda ekonomi Kabupaten Bone kini beralih ke Sinjai.
Hal ini berarti pendapatan dari retribusi TPI, perputaran uang di pasar lokal, dan pendapatan bagi pelaku usaha kecil di sekitar TPI Lonrae menurun drastis.
Pedagang ikan, pengangkut barang, dan pelaku usaha lain yang bergantung pada TPI Lonrae turut merasakan efek domino ini.
Situasi ini menimbulkan kerugian ganda, nelayan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk bongkar muat di Sinjai, dan perekonomian Bone kehilangan potensi pendapatan dari sektor perikanan yang seharusnya menjadi tulang punggung daerah.
Para nelayan berharap pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi masalah ini. Mereka meminta Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dan pihak terkait memperbaiki fasilitas di TPI Lonrae, khususnya penerangan.
“Kami hanya ingin tempat ini kembali normal. Kalau penerangan diperbaiki, nelayan pasti kembali ke sini. Itu akan menghidupkan lagi perekonomian Bone,” ujar H Abbas.
Masalah di TPI Lonrae ini menjadi pengingat pentingnya infrastruktur pendukung untuk menjaga keberlangsungan ekonomi lokal. Jika dibiarkan berlarut, bukan hanya nelayan yang dirugikan, tetapi juga masyarakat luas yang bergantung pada hasil perikanan Bone.
Dengan perhatian serius dari pemerintah, diharapkan TPI Lonrae dapat kembali menjadi pusat aktivitas bongkar muat yang mendukung kesejahteraan nelayan dan perekonomian Bone.
Penulis : Idhul Abdullah
Editor : Idhul Abdullah