DIKSIKU.com, Samarinda – Ketimpangan antara derasnya arus informasi dan rendahnya kemampuan literasi masyarakat di Kalimantan Timur menjadi sorotan serius dari DPRD setempat.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Muhammad Darlis Pattalongi, menilai, di tengah banjir konten digital yang terjadi saat ini, kemampuan warga untuk memahami dan memverifikasi informasi masih sangat terbatas.
“Minat baca masyarakat memang tumbuh, tapi itu tidak cukup. Yang lebih penting adalah kemampuan memahami dan menilai informasi secara kritis,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Darlis menekankan bahwa literasi bukan hanya sekadar membaca teks, tetapi mencakup keterampilan menganalisis dan menghubungkan informasi dengan konteks kehidupan nyata.
Rendahnya literasi ini, menurutnya, menyebabkan masyarakat mudah terpengaruh oleh kabar palsu atau hoaks yang beredar luas di media sosial.
“Kalau tingkat literasi masyarakat tinggi, otomatis daya tangkal terhadap hoaks juga meningkat. Mereka tidak mudah terkecoh oleh informasi yang menyesatkan,” tambah politisi dari Dapil Berau–Kutai Timur–Bontang tersebut.
DPRD Kaltim melihat perlunya gerakan bersama lintas sektor untuk memperkuat ekosistem literasi digital, tidak hanya lewat pendidikan formal, tetapi juga lewat pendekatan komunitas, media, dan dunia usaha.
Darlis juga menegaskan bahwa tugas meningkatkan literasi tak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah.
“Ini tanggung jawab kolektif. Semua pihak harus terlibat, termasuk media dan lembaga pendidikan. Kalau kita ingin masyarakat yang cerdas dan tangguh menghadapi era digital, maka literasi harus jadi prioritas,” tegasnya.
Dalam konteks pembangunan Kalimantan Timur sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), Darlis menilai literasi menjadi kunci untuk membentuk masyarakat yang toleran, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
“Literasi yang kuat akan menopang kemajuan sosial. Kita tidak bisa bicara pembangunan daerah kalau masyarakatnya masih terjebak dalam disinformasi,” pungkasnya. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah