Sarkowi Kritik Keras Pembiaran Tambang Nakal di Kaltim: Ini Bahaya Sistemik!

- Editor

Jumat, 4 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry. (Foto/Diksiku)

i

Anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry. (Foto/Diksiku)

DIKSIKU.com, Samarinda – Ketimpangan dalam penegakan hukum lingkungan di Kalimantan Timur mulai dianggap sebagai persoalan sistemik. Anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, menilai bahwa pembiaran terhadap pelanggaran oleh korporasi besar telah menciptakan paradoks dalam keadilan ekologis, di mana yang kuat kerap bebas dari jerat hukum, sementara rakyat kecil justru diburu atas pelanggaran minor.

“Ini bukan lagi soal ketidaksengajaan, tapi kegagalan sistemik. Banyak perusahaan besar yang mencemari lingkungan tetap leluasa beroperasi, sementara warga biasa yang salah menebang pohon langsung dikenai sanksi,” ujar Sarkowi, Jumat (4/7/2025).

Politikus Partai Golkar ini menyoroti rendahnya komitmen sejumlah perusahaan tambang dan industri terhadap dokumen Amdal dan kewajiban pascatambang.

Ia menyebut, data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kaltim menunjukkan mayoritas perusahaan belum patuh terhadap standar pengelolaan limbah, reklamasi lahan, hingga pemantauan dampak lingkungan.

Sarkowi menilai situasi ini tak hanya merusak ekosistem, tapi juga mencederai rasa keadilan publik. “Apa gunanya undang-undang jika hanya ditegakkan untuk yang lemah?. Negara tidak boleh kalah oleh kepentingan ekonomi sesaat yang dijalankan tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat,” tegasnya.

Menurutnya, kerusakan lingkungan di Kaltim kini bukan hanya persoalan teknis, tapi juga krisis kepemimpinan dalam penegakan hukum. Ia mendesak adanya keberanian politik dari aparat dan pemerintah daerah untuk menindak perusahaan yang abai terhadap tanggung jawab lingkungannya.

Baca Juga :  Fraksi PKS Tekankan Pendidikan Religius dan Inklusif di Kaltim

“Sudah banyak bukti. Air yang tercemar, udara yang kotor, masyarakat sekitar tambang yang menderita gangguan kesehatan. Tapi di mana tanggung jawab hukum untuk itu semua?” tanyanya.

Ia mengingatkan bahwa jika tren pembiaran ini terus berlanjut, maka Kalimantan Timur hanya akan menjadi ‘korban pembangunan’ yang tidak pernah menikmati hasilnya.

“Kalau tidak ada keberpihakan pada keadilan ekologis, maka kerusakan lingkungan akan menjadi warisan pahit bagi generasi berikutnya,” tutupnya. (adv)

Loading

Penulis : Ldy

Editor : Idhul Abdullah

Berita Terkait

DPRD Kaltim Hentikan Mediasi, Tunggakan Gaji RSHD Masuk Jalur Hukum
DPRD Kaltim Sampaikan Pandangan Fraksi-Fraksi Terkait Nota Keuangan Pemprov
DPRD Kaltim Tegaskan Dukungan Untuk Kepemimpinan Baru di Mahakam Ulu
DPRD Kaltim Dorong Optimalisasi Pengelolaan ZIS Lewat Baznas
DPRD Kaltim Serukan Gotong Royong Lawan Narkoba di Desa
DPRD Kaltim Gelar Paripurna ke-36, Bahas Revisi Agenda dan Perubahan APBD 2025
DPRD Kaltim Imbau Pemprov Perketat Kajian Tukar Guling Aset
DPRD Kaltim Desak Pengawasan Ketat Program Makanan Bergizi Gratis

Berita Terkait

Rabu, 24 September 2025 - 18:04 WITA

DPRD Kaltim Hentikan Mediasi, Tunggakan Gaji RSHD Masuk Jalur Hukum

Selasa, 23 September 2025 - 18:24 WITA

DPRD Kaltim Sampaikan Pandangan Fraksi-Fraksi Terkait Nota Keuangan Pemprov

Selasa, 23 September 2025 - 18:22 WITA

DPRD Kaltim Tegaskan Dukungan Untuk Kepemimpinan Baru di Mahakam Ulu

Selasa, 23 September 2025 - 18:19 WITA

DPRD Kaltim Dorong Optimalisasi Pengelolaan ZIS Lewat Baznas

Senin, 22 September 2025 - 20:00 WITA

DPRD Kaltim Serukan Gotong Royong Lawan Narkoba di Desa

Senin, 22 September 2025 - 19:28 WITA

DPRD Kaltim Gelar Paripurna ke-36, Bahas Revisi Agenda dan Perubahan APBD 2025

Senin, 22 September 2025 - 19:15 WITA

DPRD Kaltim Imbau Pemprov Perketat Kajian Tukar Guling Aset

Senin, 22 September 2025 - 18:09 WITA

DPRD Kaltim Desak Pengawasan Ketat Program Makanan Bergizi Gratis

Berita Terbaru