DIKSIKU.com, Kutai Timur – Dalam kunjungan kerjanya ke Kecamatan Wahau, Anggota DPRD Kalimantan Timur Budianto Bulang menghadapi langsung realitas kebutuhan dasar warga di empat desa yakni Makmur Jaya, Karya Bhakti, Kombeng Indah, dan Miau Baru.
Kegiatan reses tersebut menjadi ruang terbuka bagi masyarakat untuk menyuarakan berbagai permasalahan yang selama ini belum mendapat perhatian optimal.
Isu yang paling mendesak dan banyak dikeluhkan warga adalah soal krisis air bersih. Setiap musim kemarau, warga di desa-desa ini harus berjibaku mengatasi kekeringan karena sumber air sumur yang mengering atau tak layak konsumsi. Warga berharap adanya solusi jangka panjang berupa jaringan air bersih dari PDAM.
“Air adalah kebutuhan pokok. Tidak seharusnya masyarakat terus bergantung pada sumur yang makin tidak bisa diandalkan,” ujar Budianto menanggapi keluhan warga.
Ia berkomitmen mendorong percepatan pembangunan sistem air bersih terpadu di wilayah Wahau melalui komunikasi lintas instansi, termasuk PDAM dan pemerintah kabupaten.
Persoalan kedua yang muncul adalah keterbatasan akses pendidikan, terutama menyangkut minimnya peluang beasiswa bagi pelajar dan mahasiswa di desa terpencil. Warga menyampaikan bahwa meski anak-anak mereka berprestasi, keterbatasan biaya menjadi penghalang utama melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi.
Menanggapi hal ini, Budianto menekankan pentingnya pemerataan akses pendidikan. Ia berjanji memperjuangkan agar kuota dan jangkauan program beasiswa milik Pemprov Kaltim tidak hanya terpusat di kota-kota besar.
“Pendidikan adalah hak setiap anak, bukan hak istimewa mereka yang tinggal di kota. Kita akan dorong agar anggaran beasiswa diperluas dan berpihak pada desa,” tegasnya.
Isu ketiga yang tak kalah penting adalah permintaan pembangunan rumah sakit tipe C di wilayah Wahau. Kondisi geografis membuat warga di Wahau, Kongbeng, hingga Telen harus menempuh jarak jauh ke rumah sakit terdekat, yang berada di Sangatta atau Bontang.
Menurut Budianto, kebutuhan fasilitas kesehatan yang memadai di wilayah tersebut adalah hal yang mendesak, dan bukan bisa ditunda-tunda.
“Ini soal keselamatan dan kemanusiaan. Kehadiran rumah sakit di Wahau bukan sekadar soal infrastruktur, tapi menyangkut nyawa,” katanya.
Di akhir kunjungannya, politisi Partai Golkar ini menyampaikan terima kasih atas keterbukaan warga dan mengapresiasi seluruh masukan yang disampaikan. Ia menegaskan bahwa suara masyarakat desa akan menjadi bekal utama dalam menyusun prioritas kebijakan di tingkat provinsi.
“Ini bukan sekadar serap aspirasi. Ini adalah komitmen saya untuk mengawal setiap kebutuhan yang disampaikan, dari air, pendidikan, hingga kesehatan,” pungkasnya. (Adv)

Penulis : Ldy
Editor : Rahmah M.