DIKSIKU.com, Samarinda – Guyuran hujan yang mengguyur Kalimantan Timur dalam beberapa pekan terakhir kembali membuka tabir kerentanan wilayah ini terhadap bencana banjir. Di tengah meningkatnya curah hujan dan peringatan cuaca ekstrem, sorotan tajam pun kembali tertuju pada aktivitas pertambangan legal yang dinilai turut mempercepat kerusakan lingkungan.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, mengungkapkan bahwa persoalan banjir tidak bisa hanya dilihat sebagai fenomena alam biasa. Ia menilai ada faktor sistemik yang memperparah dampak hujan ekstrem di daerah-daerah rawan, seperti kawasan hulu sungai.
“Curah hujan memang tinggi, tapi ada yang lebih dalam dari itu. Aktivitas pertambangan, bahkan yang legal sekalipun, telah mengubah bentang alam dan mempercepat degradasi lingkungan,” ujar politisi Partai Golkar tersebut, Rabu (11/6/2025).
Syarifatul menyoroti lemahnya pengawasan terhadap tambang-tambang berizin yang beroperasi di wilayah sensitif. Ia menegaskan, meski izinnya legal dan dikeluarkan oleh pemerintah provinsi, tak berarti aktivitas mereka bebas dari tanggung jawab ekologis.
“Justru karena legal, maka pemerintah punya kewajiban untuk mengawasi ketat dan memastikan aktivitasnya tidak merusak lingkungan,” tegasnya.
Atas dasar itu, ia mendesak Pemerintah Provinsi Kaltim untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap semua izin tambang yang telah dikeluarkan, terutama yang berada di daerah tangkapan air dan hulu sungai. Menurutnya, langkah itu mendesak agar pengelolaan sumber daya alam tidak terus-menerus mengorbankan keselamatan masyarakat.
“Jangan sampai ekonomi jangka pendek malah menjadi penyebab kerugian jangka panjang bagi warga,” katanya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk mulai membangun pendekatan baru dalam tata kelola tambang, yakni pendekatan yang berbasis keberlanjutan dan keadilan ekologis. Baginya, eksploitasi alam yang tidak mempertimbangkan daya dukung lingkungan adalah awal dari bencana yang lebih besar.
Karena itu, kata dia, “sudah saatnya tambang tidak lagi dikelola semata-mata demi pendapatan, tapi juga demi masa depan wilayah ini,” pungkasnya.
Adapun banjir yang belakangan melanda sejumlah wilayah di Kaltim dan Kalimantan Utara menjadi peringatan keras bagi semua pihak. Sebab, tanpa revisi kebijakan dan pembenahan menyeluruh, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan terus berulang dan bahkan bisa lebih buruk di masa mendatang. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah