DIKSIKU.com, Kutai Timur – Anggota DPRD Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman, menegaskan pentingnya peningkatan fokus pemerintah daerah dalam mengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy untuk memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD).
“Potensi PAD kita bisa melonjak drastis jika pemerintah benar-benar memanfaatkan industri hilirisasi kelapa sawit,” ungkap Faizal Rachman dalam pernyataan kepada media baru-baru ini.
Menurut Faizal, saat ini pabrik pengolahan kelapa sawit di Kutim hanya menghasilkan minyak sawit mentah (CPO).
“Kita harus melangkah lebih jauh dengan memproduksi berbagai produk turunan dari CPO seperti minyak goreng, salad oil, sabun, margarin, dan lainnya,” katanya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengakui bahwa menghadirkan industri hilirisasi di Kutim bukanlah tugas yang mudah. Oleh karena itu, Faizal menekankan perlunya komitmen kuat dari pemerintah daerah untuk memberikan kepastian hukum bagi investor.
“Investor butuh jaminan hukum yang jelas. Tanpa kepastian ini, mereka akan enggan untuk berinvestasi,” tambahnya.
Faizal juga berharap pemerintah Kutim bisa menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, sehingga menarik lebih banyak investor untuk menanamkan modal di daerah tersebut.
KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 85 tahun 2014, dikenal kaya akan sumber daya alam seperti kelapa sawit, kayu, dan energi.
Namun, meski memiliki potensi besar, hingga 2023 investasi di KEK Maloy baru mencapai Rp 100 miliar, jauh dari target dan jauh tertinggal dibandingkan KEK di daerah lain yang sudah mencatat investasi hingga triliunan rupiah.
Dengan langkah strategis dan dukungan penuh dari pemerintah daerah, Faizal percaya bahwa KEK Maloy dapat berkembang menjadi pusat ekonomi yang produktif dan meningkatkan PAD Kutim secara signifikan. (adv)
Penulis : NS
Editor : Idhul Abdullah