DIKSIKU.com, Samarinda – Keindahan destinasi wisata di Kabupaten Berau ibarat permata yang terpendam, berkilau namun sulit dijangkau. Di balik reputasinya sebagai salah satu surga bahari Kalimantan Timur, akses menuju wilayah ini masih menjadi tantangan besar yang belum tuntas dijawab.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menyuarakan keprihatinan atas lambannya pembangunan jalan menuju Berau, yang hingga kini masih memakan waktu tempuh 15 hingga 20 jam lewat jalur darat. Bagi wisatawan, ini bukan sekadar perjalanan panjang, tetapi ujian kesabaran yang bisa mengurungkan niat berkunjung.
“Kalau kita ingin wisata Kaltim mendunia, maka aksesnya juga harus setara. Jalan rusak dan waktu tempuh berjam-jam itu mematikan potensi,” kata Subandi, Rabu (2/7/2025).
Ia menekankan bahwa tanpa infrastruktur pendukung yang memadai, potensi wisata tak akan berkembang maksimal. Bahkan lebih jauh, kondisi ini ikut menghambat distribusi logistik, menurunkan minat investasi, dan memperlambat pertumbuhan ekonomi lokal.
Menurut Subandi, infrastruktur bukan lagi kebutuhan tambahan, melainkan fondasi utama dalam merancang masa depan wilayah seperti Berau yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.
“Jangan lihat jalan sekadar sebagai aspal dan beton. Lihatlah sebagai jalur pertumbuhan, yang bisa membuka usaha kecil, menciptakan lapangan kerja, hingga menambah PAD,” ujarnya.
Ia pun mendorong agar Pemerintah Provinsi Kaltim menjadikan perbaikan akses menuju Berau sebagai prioritas anggaran dalam lima tahun ke depan, khususnya dalam mendukung visi pembangunan Gubernur Rudy Mas’ud yang menempatkan pariwisata sebagai sektor strategis baru.
“Kalau kita ingin ada warisan pembangunan yang nyata di akhir masa jabatan gubernur nanti, inilah salah satu tolok ukurnya: bisa atau tidak kita bawa wisatawan ke Berau tanpa harus melewati ‘drama perjalanan’ yang melelahkan,” tutupnya. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah