DIKSIKU.com, Samarinda – Isu gaji dan tunjangan anggota DPRD Kalimantan Timur kembali mengemuka. Berdasarkan alokasi anggaran, kebutuhan belanja untuk 55 anggota dewan mencapai Rp52,2 miliar per tahun.
Jika dirata-rata, masing-masing anggota bisa memperoleh sekitar Rp79 juta per bulan, meski komposisinya tidak seluruhnya berupa uang tunai.
Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud memilih berhati-hati ketika ditanya soal rincian tunjangan. Ia menilai pembahasan detail sebaiknya tidak dipaparkan secara terbuka untuk menghindari kesalahpahaman publik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Bukan kami yang menentukan jumlahnya. Semua sudah diatur pemerintah pusat,” katanya, Selasa (16/9).
Munculnya isu ini bermula sejak Agustus lalu, bersamaan dengan kritik masyarakat terhadap kinerja legislatif. Sejumlah anggota dewan enggan memberikan komentar karena menilai persoalan gaji terlalu sensitif untuk dibicarakan di ruang publik.
Harapan warga justru mengarah pada efisiensi. Mereka berharap penghematan anggaran lebih menyentuh pos belanja DPRD ketimbang program pelayanan publik yang langsung dirasakan masyarakat. Sebagai lembaga politik, dewan dinilai harus memberi contoh transparansi sekaligus menjaga kepercayaan.
Hasanuddin menjelaskan, mekanisme pembayaran di DPRD berbeda dengan sistem di DPR RI. Jika di tingkat pusat berlaku metode lump sum, maka di daerah menggunakan pola ad-cost yang dihitung sesuai kebutuhan atau periode tertentu.
“Kami hanya mengikuti aturan Kemendagri. Jadi tidak ada penetapan sepihak dari DPRD,” tegasnya.
Meski demikian, ia menyebutkan peluang untuk melakukan rasionalisasi tetap terbuka. Bahkan, efisiensi disebut bisa mencapai 75 persen pada tahun anggaran berikutnya. Hal itu, menurutnya, akan menyesuaikan kondisi keuangan daerah.
Sorotan terhadap gaji anggota dewan yang disebut-sebut 20 kali lipat dari UMR semakin memperlebar jarak antara beban fiskal dan tuntutan publik. Masyarakat berharap penghasilan tinggi tersebut sebanding dengan kualitas kerja DPRD dalam mengawal aspirasi rakyat, terutama di tengah tekanan ekonomi saat ini. (adv)
Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah