DIKSIKU.com, Samarinda – Ambisi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk memperluas layanan internet gratis melalui program Gratispoll menghadapi realitas infrastruktur yang belum merata. Di balik semangat pemerataan akses digital, terdapat hambatan mendasar yang belum terselesaikan: ketiadaan listrik di sejumlah wilayah terpencil, terutama di daerah kepulauan.
Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Syadiah, mengakui bahwa tantangan ini bukan sekadar soal sinyal atau jaringan internet, melainkan lebih pada fondasi paling dasar, yakni pasokan energi.
“Blank spot ini seringkali disebabkan bukan oleh ketiadaan jaringan seluler, tapi karena perangkatnya tidak bisa beroperasi tanpa listrik,” ujar Syarifatul saat ditemui di Gedung DPRD Kaltim, Selasa (16/6/2025).
Sejumlah kawasan, terutama di Kabupaten Berau dan daerah perairan lainnya, menurut Syarifatul, belum tersentuh jaringan PLN. Hal ini membuat pelaksanaan program internet gratis menjadi tidak maksimal, meski secara konsep dan anggaran telah dirancang.
Sebagai solusi, ia mendorong pemerintah untuk mulai mengkaji dan menerapkan pemanfaatan energi terbarukan seperti panel surya dan mikro hidro. Ia menyebut pendekatan ini bukan hanya realistis, tetapi juga sejalan dengan tren pembangunan berkelanjutan.
“Kalau kita menunggu listrik konvensional menjangkau semua desa, mungkin butuh waktu sangat lama. Maka energi alternatif bisa jadi jawabannya agar infrastruktur digital tetap bisa masuk,” jelasnya.
Khusus untuk Berau, Syarifatul menilai keterbatasan akses listrik dan internet menjadi ironi tersendiri. Sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Kalimantan Timur, daerah ini justru belum sepenuhnya menikmati fasilitas dasar yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Daerah wisata seperti Berau semestinya jadi prioritas, karena konektivitas digital punya peran besar dalam mendukung promosi dan pelayanan pariwisata,” tambahnya.
Meski memahami kompleksitas pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil, DPRD Kaltim mendorong agar langkah-langkah percepatan tetap diupayakan. Syarifatul menekankan pentingnya konsistensi dan progres yang terukur setiap tahun.
“Tidak harus selesai sekaligus, tapi harus ada arah yang jelas. Masyarakat perlu melihat bahwa ada perubahan dari waktu ke waktu,” pungkasnya.
Dengan tantangan geografis dan keterbatasan infrastruktur, pelaksanaan program Wifi Gratis memang tak bisa berjalan instan. Namun, melalui sinergi antara pemerintah dan lembaga legislatif, jalan menuju konektivitas digital yang merata masih sangat mungkin diwujudkan, asal dimulai dari fondasi yang benar seperti listrik. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Rahmah M