DIKSIKU.com, Bontang – Insiden meninggalnya seorang wisatawan di Pantai Beras Basah tak hanya menyisakan duka, tetapi juga menjadi pukulan telak bagi citra pariwisata Bontang. Anggota Komisi A DPRD Bontang, Muhammad Yusuf, menyuarakan keprihatinan mendalam dan menuntut adanya langkah korektif yang serius.
“Ini lebih dari sekadar kecelakaan. Ini alarm keras bahwa tata kelola kawasan wisata kita rapuh,” kata Yusuf, Senin (30/6/2025).
Pantai Beras Basah, yang selama ini menjadi ikon wisata unggulan kota, menurut Yusuf, justru terkesan dibiarkan berjalan tanpa arah. Padahal, potensi kawasan ini sangat besar untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) jika dikelola dengan serius dan profesional.
“Kalau dikelola asal-asalan, yang rusak bukan cuma nama Beras Basah, tapi reputasi kota ini,” ujarnya.
Yusuf juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap aktivitas usaha di kawasan tersebut. Tidak adanya standar operasional prosedur (SOP) keselamatan, minimnya peralatan pendukung keamanan, serta kurangnya inspeksi rutin terhadap wahana dan perlengkapan wisata, disebut sebagai faktor-faktor yang membuka celah bahaya.
“Pemerintah tidak bisa terus menutup mata. Alat rusak dan tidak layak itu bukan hanya soal teknis, itu bisa jadi pemicu kematian,” tegas Yusuf.
Ia juga menyoroti peran lemah Dispopar-Ekrar dalam melakukan pembinaan dan pengawasan. Menurutnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun dasar hukum berupa regulasi pengelolaan dan pengawasan, agar aktivitas wisata tak lagi dibiarkan liar tanpa kendali.
“Tanpa pijakan hukum, penertiban hanya jadi himbauan. Kita butuh regulasi, bukan wacana,” pungkasnya.
Tragedi ini diharapkan menjadi titik balik. DPRD mendorong agar pemerintah kota menjadikan keselamatan wisatawan sebagai prioritas mutlak. Sebab satu nyawa yang hilang, bisa mengikis kepercayaan ribuan wisatawan lainnya. (adv)
Penulis : Mra
Editor : Idhul Abdullah