DIKSIKU.com, Samarinda – Upaya menjawab krisis air bersih di wilayah pesisir Kalimantan Timur kini memasuki babak baru. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, bekerja sama dengan sektor swasta, tengah membangun proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Void Indominco, sebuah solusi inovatif yang memanfaatkan kolam bekas tambang sebagai sumber air baku. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai mengalirkan air ke Kota Bontang pada Agustus 2025.
Berlokasi di Desa Suka Damai, Kutai Kartanegara, proyek SPAM merupakan hasil sinergi antara Dinas PUPR-PERA Kaltim dan PT Indominco Mandiri. Kehadirannya diharapkan menjadi jawaban atas masalah kekurangan pasokan air bersih yang selama ini kerap dialami masyarakat Bontang, khususnya saat musim kemarau.
Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agus Aras, menyebut inisiatif ini sebagai langkah nyata dalam memperkuat layanan dasar masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor. Ia menilai proyek ini tidak hanya inovatif dari sisi teknologi, tetapi juga strategis dari sisi kebermanfaatan jangka panjang.
“Kolaborasi seperti ini membuktikan bahwa sektor swasta bisa berperan aktif dalam memenuhi kebutuhan publik. SPAM Void Indominco adalah proyek yang sudah lama ditunggu-tunggu, terutama oleh warga Bontang yang selama ini menghadapi keterbatasan air bersih,” ungkapnya, Kamis (26/6/2025).
Proyek ini dirancang dengan kapasitas produksi 249 liter per detik, dengan sistem pengolahan modern yang memastikan air dari void tambang aman dan layak konsumsi. Total anggaran yang dikucurkan mencapai Rp84 miliar, terdiri dari Rp24,27 miliar untuk jaringan pipa sepanjang 26 kilometer, dan Rp59,93 miliar untuk fasilitas pengolahan air.
Dalam pelaksanaannya, Dinas PUPR-PERA Kaltim menangani pembangunan unit pengolahan, sementara PT Indominco bertanggung jawab atas jaringan distribusi air menuju Bontang.
Agus Aras juga mengingatkan pentingnya pengawasan mutu terhadap kualitas air hasil olahan. Menurutnya, karena air bersumber dari kolam bekas tambang, proses pengolahan harus benar-benar ketat agar tidak menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat.
“Infrastruktur boleh selesai, tapi yang terpenting adalah airnya memenuhi standar kesehatan. Kita tidak bisa kompromi soal ini,” tegasnya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk bersabar dan turut mendukung proses penyelesaian proyek hingga tuntas. Jika berjalan sesuai rencana, aliran air bersih dari proyek ini akan segera dinikmati masyarakat Bontang dalam waktu dekat. (Adv)

Penulis : Ldy
Editor : Rahmah M.