DIKSIKU.com, Samarinda – Langkah pembenahan infrastruktur di Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, kembali menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim. Anggota DPRD Kaltim, Guntur, menyuarakan perlunya perubahan paradigma dalam membangun jalan di kawasan dengan karakteristik geografis ekstrem, seperti daerah rawa dan gambut.
Menurut Guntur, pendekatan teknis pada masa lalu terlalu kompromistis, sehingga berdampak pada kualitas jalan yang cepat rusak. Ia menyebut penggunaan aspal di wilayah yang kerap tergenang air sebagai contoh keputusan teknis yang kurang tepat.
“Bukan soal kurang anggaran, tapi soal ketepatan metode. Wilayah yang secara alami basah tidak cocok dengan aspal. Kita butuh pendekatan yang lebih berani, seperti langsung membangun jalan beton,” ujar Guntur, Sabtu (28/6/2025).
Politikus PDI Perjuangan itu menyebut, keputusan di masa lalu banyak dipengaruhi oleh desakan kebutuhan cepat dari masyarakat. Saat itu, pengaspalan dipilih sebagai solusi jangka pendek, meski sudah diketahui memiliki risiko tinggi di kawasan tersebut.
“Dulu masyarakat minta akses cepat, dan pemerintah mengakomodasi. Tapi sekarang kita lihat konsekuensinya. Maka ke depan, harus ada keberanian untuk mengambil solusi jangka panjang, meski secara anggaran lebih berat di awal,” jelasnya.
Guntur mencontohkan kondisi Jalan Bayan Group menuju Tabang yang mengalami kerusakan parah. Bahkan, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud yang sempat melintasi jalan tersebut dalam kunjungan kerja, merasakan langsung kondisi memprihatinkan itu.
“Ini jadi bukti nyata pentingnya evaluasi total dalam desain pembangunan jalan di Kukar. Tidak bisa disamakan dengan daerah lain,” tegas Guntur.
Meski begitu, ia mengapresiasi adanya langkah nyata perbaikan. Proyek semenisasi mulai berjalan di sejumlah titik, meski masih menyisakan sekitar 15 kilometer jalan yang belum tersentuh.
“Saya turun langsung beberapa bulan lalu. Semangat perbaikan itu ada, tinggal digenjot agar merata dan selesai tepat waktu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Guntur menekankan bahwa luasnya wilayah Kukar dengan jarak tempuh dari Samarinda ke Tabang bisa mencapai sembilan jam, menjadi tantangan tersendiri. Ia meminta Pemprov Kaltim mengalokasikan anggaran dengan pendekatan wilayah, bukan hanya berdasarkan jumlah penduduk.
“Kukar bukan sekadar daerah besar, tapi juga strategis. Kita bicara soal konektivitas kawasan hulu dan hilir yang menyangkut logistik, pertanian, hingga energi. Ini harus dilihat sebagai prioritas pembangunan jangka panjang,” ucapnya.
Sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan Kukar, Guntur memastikan dirinya akan terus mengawal anggaran dan mendorong kebijakan yang berpihak pada pembangunan infrastruktur tahan lama dan berkelanjutan. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah