DIKSIKU.com, Bontang – Komisi A DPRD Kota Bontang tidak tinggal diam menghadapi tantangan layanan kesehatan yang belum sepenuhnya optimal. Lewat serangkaian kunjungan ke Puskesmas Bontang Selatan dan Bontang Utara, Ketua Komisi A, Hery Keswanto, menegaskan komitmen pihaknya untuk mengangkat langsung persoalan-persoalan krusial ke tingkat nasional.
“Kami tidak ingin duduk di kantor saja, lalu bicara soal kesehatan. Masalahnya harus dilihat dan dirasakan langsung di lapangan,” tegas Hery usai kunjungan kerja awal pekan ini.
Kunjungan tersebut menjadi fondasi utama bagi DPRD menjelang agenda penting, yakni membawa suara Bontang ke Kementerian Kesehatan. Salah satu masalah mendasar yang ditemukan adalah tumpang tindihnya sistem aplikasi digital di layanan kesehatan.
“Bayangkan, satu pasien bisa dihadapkan pada tiga atau empat aplikasi berbeda hanya untuk satu proses pelayanan. Ini membebani, bukan membantu,” keluh Hery.
Ia menyebut sistem digital yang tidak terintegrasi justru memperumit kerja petugas dan memperlambat pelayanan kepada pasien.
Selain aspek teknologi, Komisi A juga menyentil lemahnya dukungan sektor industri terhadap penguatan infrastruktur kesehatan di daerah. Padahal, Bontang dikenal sebagai rumah bagi perusahaan-perusahaan besar berskala nasional hingga internasional.
“Forum TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) sudah terbentuk, tapi belum berjalan maksimal. Padahal ini potensi besar untuk bantu fasilitas medis yang kekurangan,” katanya.
Hery menekankan bahwa kolaborasi adalah kunci. DPRD siap menjadi penghubung antara Dinas Kesehatan, pemerintah pusat, dan dunia industri agar perbaikan layanan kesehatan tidak hanya jadi wacana, tapi benar-benar terasa di tingkat akar rumput.
Tiga Isu Kunci dari Kunjungan Komisi A:
Desakan integrasi sistem digital layanan kesehatan untuk efisiensi dan kemudahan akses.
Persiapan agenda DPRD ke Kementerian Kesehatan guna memperjuangkan dukungan fasilitas kesehatan di Bontang.
Dorongan konkret kepada perusahaan besar agar Forum TJSL aktif membantu pembangunan infrastruktur dan layanan medis.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Perusahaan juga hidup dari kota ini, maka sudah selayaknya ikut membangun kesehatannya,” tutup Hery.

Penulis : Mra
Editor : Idhul Abdullah