DIKSIKU.com, Samarinda – Kekurangan tenaga medis di Kalimantan Timur tak bisa lagi diselesaikan dengan cara-cara lama. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menilai sudah saatnya Kaltim berani mengambil langkah terobosan dengan menggabungkan teknologi dan kebijakan sumber daya manusia yang visioner.
Salah satu langkah strategis yang ia dorong adalah pemanfaatan telemedicine atau layanan konsultasi medis jarak jauh berbasis internet, sebagai solusi instan bagi daerah-daerah yang belum memiliki tenaga medis tetap.
“Kita tidak bisa menunggu semua wilayah punya dokter. Tapi kita bisa menjembatani jarak itu dengan teknologi,” ujar Andi, Selasa (1/7/2025).
Dengan semakin meluasnya jaringan internet hingga ke pelosok, ia yakin telemedicine bisa menjadi penghubung awal yang memperkecil kesenjangan layanan kesehatan, sembari pemerintah menyiapkan strategi jangka panjang.
Namun Andi tak berhenti di situ. Ia juga mendorong kolaborasi dengan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar daerah, untuk mendatangkan tenaga medis secara berkala ke wilayah-wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Sistem ini bisa diterapkan secara rotasi agar ada kontinuitas layanan.
Untuk solusi permanen, Andi mengusulkan program beasiswa kedokteran bagi anak-anak daerah yang diiringi dengan ikatan dinas. Dengan begitu, lulusan medis akan termotivasi untuk kembali dan mengabdi di kampung halamannya.
“Kita harus berhenti melihat beasiswa sebagai pengeluaran. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan mengubah wajah layanan kesehatan Kaltim,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sistem insentif yang manusiawi bagi dokter dan tenaga kesehatan yang bersedia ditempatkan di daerah-daerah sulit. Menurutnya, pengabdian di lapangan harus mendapat penghargaan yang setara, bukan sekadar beban tugas.
“Solusinya harus sistemik, bukan tambal sulam. Pemerataan tenaga kesehatan butuh insentif, teknologi, pendidikan, dan keberanian mengambil kebijakan berbeda,” tutupnya. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah