DIKSIKU.Com,Bone,PBB akhirnya secara resmi mengakui Kemerdekaan Palestina. Keputusan bersejarah yang lahir dari adopsi Deklarasi New York ini didukung oleh 142 negara, meski 10 negara menolak dan 12 memilih abstain. Indonesia, sejak awal, selalu konsisten berdiri di barisan pendukung Palestina. Bagi bangsa kita, sikap ini bukan sekadar pilihan politik, melainkan amanat konstitusi: Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Namun, euforia pengakuan itu tidak berlangsung lama. Di hari yang sama, ribuan warga Palestina yang turun ke jalan merayakan kemerdekaan kembali menjadi sasaran bombardir Israel di Jalur Gaza. Inilah paradoks yang menyayat: kemenangan politik yang disertai luka kemanusiaan.
Pidato Prabowo Subianto di PBB yang berapi-api sambil menyerukan “peace… peace…” sesungguhnya merepresentasikan kegelisahan banyak bangsa. Perdamaian di Palestina bukan hanya urusan politik internasional, tetapi juga panggilan nurani. Sayangnya, dunia masih terjebak pada tarik-menarik kepentingan geopolitik, sementara penderitaan rakyat Palestina terus berulang.
Indonesia, lewat BKSAP DPR RI maupun jalur diplomasi lainnya, telah konsisten menyuarakan dukungan. Tetapi di tengah keterbatasan, dukungan itu perlu lebih sistematis. Diplomasi parlemen, penguatan solidaritas masyarakat sipil, hingga tekanan ekonomi-politik terhadap agresor, harus menjadi bagian dari langkah konkret.
Pengakuan PBB memang tonggak penting, tetapi belum final. Palestina masih berhadapan dengan kekuatan militer Israel dan negara-negara besar yang terus melanggengkan status quo. Di sinilah dunia diuji: apakah benar-benar memaknai kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, atau sekadar menjadikannya wacana simbolik yang mudah ditindih kepentingan.
Merdeka Palestina bukan sekadar seruan, melainkan perjuangan panjang. Euforia politik harus segera ditransformasikan menjadi gerakan nyata—agar luka kemanusiaan yang terlalu lama mengalir di tanah para Nabi itu akhirnya menemukan jalan menuju keadilan dan perdamaian sejati.

Penulis : Andi Muawiyah Ramly Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Fraksi PKB
Editor : Redaksi Diksiku
Sumber Berita : Amure Centre