DIKSIKU.com, Samarinda – Perdebatan publik soal bendera One Piece hingga kritik terhadap film animasi Merah Putih One For All menjelang HUT Kemerdekaan RI dinilai sebagai hal yang wajar.
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menilai fenomena tersebut merupakan bentuk ekspresi generasi muda terhadap situasi yang mereka rasakan.
Menurut politisi PDI Perjuangan itu, suara yang muncul di media sosial tidak bisa dipandang sekadar tren sesaat. Anak muda, katanya, punya cara tersendiri dalam menyampaikan unek-unek, termasuk melalui animasi maupun budaya populer.
“Bendera One Piece ataupun animasi yang ramai dibicarakan tetap merupakan bentuk rasa. Pemerintah harus membuka mata, karena itu tanda adanya aspirasi yang ingin disampaikan,” ujar Ananda, Senin (11/8/2025).
Ia menekankan, kritik yang datang melalui media sosial, meski dikemas dalam bahasa pop culture, seharusnya menjadi bahan introspeksi. Pemerintah diingatkan agar tidak alergi terhadap suara publik.
“Kritik itu pasti ada. Jangan ditutup mata, justru harus mau mendengar, baik saran, masukan, maupun protes, meski disampaikan dengan cara yang berbeda,” tegasnya.
Ananda berharap isu viral semacam ini tidak dibesar-besarkan. Menurutnya, masyarakat sebaiknya tetap menaruh fokus pada perayaan 17 Agustus sebagai momentum menguatkan rasa nasionalisme dan persatuan.
“Selama bendera merah putih tetap berkibar di setiap rumah dari 1 sampai 30 Agustus, itu sudah cukup menjadi simbol kebanggaan bersama,” pungkasnya. (adv)

Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah