DIKSIKU.com, Bontang – Dalam forum Musrenbang RPJMD 2024–2029 yang digelar di Pendopo Wali Kota Bontang, Senin (19/5/2025), Kepala BPBD Kota Bontang, Usman, hadir bukan sekadar sebagai tamu. Ia membawa pesan mendesak, yakni kota ini tidak bisa lagi abai terhadap dampak perubahan iklim.
Dengan wilayah daratan yang hanya mencakup sekitar 30 persen dari total luas Bontang, Usman mengingatkan bahwa posisi geografis kota membuatnya sangat rentan terhadap bencana pesisir—mulai dari pasang air laut ekstrem hingga banjir rob.
“Bukan cuma fenomena cuaca, ini sudah jadi gejala krisis,” ujarnya.
Ia menyebut, mencairnya es di kutub akibat emisi global memberi efek nyata di daerah-daerah kecil seperti Bontang. Ditambah dengan aktivitas reklamasi dan penimbunan yang makin menyempitkan ruang laut, risiko genangan makin tak terhindarkan.
Menurutnya, krisis iklim bukan hanya masalah dunia luar, tapi kini sudah menginjak halaman depan rumah kita sendiri.
Usman pun mendorong agar isu ini tak lagi dipandang sebatas bencana alam, melainkan masuk dalam perencanaan strategis pembangunan kota. Ia mengusulkan agar kebijakan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim menjadi bagian integral dalam dokumen RPJMD.
“Kalau tidak kita atur dari sekarang, bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan kita menghadapi bencana lebih besar. Kita harus mulai berpikir jangka panjang, bukan hanya reaktif saat bencana datang,” tegasnya.
Dengan peringatan itu, BPBD mengajak seluruh elemen pemerintah kota untuk menyatukan visi: membangun Bontang bukan hanya untuk tumbuh, tapi juga untuk bertahan. (adv)
Penulis : Sadah
Editor : Idhul Abdullah