Bagi Winardi, program ini bukan sekadar proyek biasa. Ia menyebut Koperasi Merah Putih sebagai peluang besar untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat, asal tidak berhenti di panggung seremoni saja.
“Kalau cuma jadi pajangan acara, sayang sekali. Ini peluang besar untuk rakyat,” kata politisi yang akrab disapa Awin itu, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (26/5/2025).
Program Koperasi Merah Putih sendiri diluncurkan lewat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025. Pemerintah pusat menargetkan pembentukan 80.000 koperasi desa dan kelurahan sebagai upaya memperkuat fondasi ekonomi masyarakat dari bawah.
Awin melihat, jika digarap serius dan terhubung dengan program lokal seperti BUMRT, koperasi ini bisa jadi mesin pertumbuhan ekonomi baru. “Bila digabungkan dengan BUMRT, dampaknya bisa luar biasa. Kita bisa lihat geliat ekonomi mikro bangkit dari lingkungan terkecil,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan agar pelaksanaannya tidak dilakukan tergesa-gesa. Menurutnya, diperlukan perencanaan teknis yang komprehensif, mulai dari dukungan modal, pendampingan usaha, hingga edukasi keuangan bagi warga.
“Jangan asal jalan. Harus dihitung betul, dari dampak sampai ke penerapannya di masyarakat,” imbuhnya.
Awin pun menggarisbawahi bahwa program ini harus terasa langsung manfaatnya di lapangan, bukan sekadar wacana yang berhenti di tumpukan dokumen.
“Kita butuh bukti nyata, bukan hanya slogan. Rakyat harus bisa merasakan kehadiran koperasi ini dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
DPRD Bontang, menurut Awin, siap memberi dukungan penuh. Namun, ia menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas di setiap tahap pelaksanaan agar program ini tidak berhenti di tengah jalan.
“Kami akan kawal, asalkan semua prosesnya terbuka dan jelas. Jangan sampai mati di tengah jalan hanya karena perencanaan yang lemah,” tutupnya. (adv)