DIKSIKU.com, Samarinda – Di tengah upaya pemerataan pendidikan nasional, program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial RI tampaknya belum sepenuhnya mendapat respons yang cepat dari seluruh daerah di Kalimantan Timur.
Hingga pertengahan 2025, dari 10 kabupaten/kota yang ada, hanya Kota Samarinda yang dinyatakan siap melangkah lebih dulu menjalankan program tersebut.
Kondisi ini disorot tajam oleh anggota DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi. Ia menilai masih minimnya kesiapan daerah lain mencerminkan lemahnya dorongan dari pemerintah provinsi dalam membangun kesetaraan pendidikan, khususnya di kawasan yang selama ini tertinggal karena keterbatasan geografis.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jangan sampai Sekolah Rakyat hanya jadi cerita sukses satu kota, sementara sembilan daerah lainnya tertinggal. Ini program untuk Kaltim, bukan hanya Samarinda,” ujar Darlis di Samarinda, Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, Sekolah Rakyat lebih dari sekadar alternatif. Ia adalah jembatan penghubung antara negara dan anak-anak yang selama ini nyaris putus harapan untuk bisa duduk di bangku sekolah.
Tantangan jarak, biaya, hingga kondisi sosial adalah realitas yang selama ini menghambat akses pendidikan di pelosok Kaltim.
Sayangnya, Darlis menilai Pemerintah Provinsi belum menunjukkan peran proaktif yang cukup. Ia mendesak Disdikbud Kaltim agar segera turun tangan memberikan pendampingan intensif kepada kabupaten/kota yang belum siap menjalankan program ini.
“Pemprov tidak boleh hanya jadi penonton. Pendampingan, dukungan teknis, bahkan advokasi ke pusat harus dilakukan. Ini soal masa depan anak-anak Kaltim,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antarinstansi, tidak hanya antara Kemensos dan Kemendikbudristek, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah, sektor swasta, hingga komunitas pendidikan lokal.
Bagi Darlis, Sekolah Rakyat bukan proyek musiman. Ia adalah wujud nyata kehadiran negara di tempat yang paling membutuhkan. Karena itu, ia berharap program ini benar-benar menyentuh pedalaman dan wilayah perbatasan, bukan hanya kota-kota besar.
“Kalau kita bicara soal SDM yang unggul dan merata, maka pintunya ada di sini. Pendidikan yang menjangkau, bukan yang menunggu dijangkau,” pungkasnya. (adv)
Penulis : Ldy
Editor : Idhul Abdullah