DIKSIKU.com, Bontang – Lesunya minat investasi di Kota Bontang kembali jadi sorotan legislatif. Wakil Ketua Komisi B DPRD Bontang, Winardi, mendorong pemerintah daerah agar lebih agresif dan kreatif dalam menarik minat investor.
Menurutnya, stagnasi pertumbuhan investor dalam satu dekade terakhir menjadi bukti bahwa pendekatan yang digunakan selama ini perlu dievaluasi. Ia menilai perlu adanya strategi yang lebih ramah dan menguntungkan bagi calon investor.
“Kalau kita ingin PAD meningkat, maka kita harus ubah cara berpikir. Investor harus diberi ruang dan insentif, bukan disambut dengan aturan yang bikin mundur,” ujar Winardi, Selasa (27/5/2025).
Salah satu ide yang ia lontarkan adalah pemberian insentif pajak. Misalnya, pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selama lima tahun, atau potongan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) bagi perusahaan baru yang berinvestasi di sektor prioritas.
Ia mencontohkan wilayah seperti Kutai Timur yang berhasil menarik banyak perusahaan besar masuk berkat kebijakan investasi yang fleksibel dan menarik. Sementara di Bontang, selama 10 tahun terakhir hanya dua perusahaan besar yang bertahan, yakni PT EUP dan PT GPK.
“Padahal kita punya kawasan Bontang Lestari yang sudah masuk dalam RTRW. Sayangnya, belum dimanfaatkan maksimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Winardi mengingatkan, bila ruang-ruang strategis kota dibiarkan tanpa investor, maka akan sulit berharap pada lompatan pendapatan asli daerah. Ia menekankan bahwa investasi bukan hanya soal perizinan, tapi juga soal iklim yang bersahabat.
“Kita harus mulai menawarkan Bontang sebagai kota yang ramah investasi. Jangan sampai kawasan yang sudah direncanakan seperti Bontang Lestari hanya jadi peta tanpa aksi,” pungkasnya. (adv)
Penulis : NA
Editor : Idhul Abdullah