DIKSIKU.com, Bontang – Penutupan Galian C di Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Kanaan, Kota Bontang, mulai terasa dampaknya ke jantung ekonomi rakyat. Bahan bangunan seperti tanah uruk dan batu kini melambung, menyulitkan warga kecil membangun rumah sederhana, sementara proyek-proyek besar tetap berjalan dengan dukungan anggaran.
Ketua Fraksi Gerindra DPRD Bontang, Sem Nalpa Mario Guling Heri, menilai kebijakan penutupan tambang tak memihak rakyat. Dalam rapat paripurna DPRD, ia menyebut persoalan ini bukan sekadar soal hukum, tapi soal keadilan sosial.
“Kalau masyarakat kecil bangun rumah jadi terhambat karena harga material naik, lalu siapa yang sebenarnya dilindungi? Kita harus jujur, ini bukan hanya urusan legalitas, tapi ketimpangan akses pembangunan,” tegasnya, Selasa (10/6/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyebut bahwa Galian C telah menjadi tulang punggung ekonomi informal di sekitar lokasi tambang. Penutupannya mematikan mata pencaharian banyak warga yang bekerja sebagai sopir, buruh muat, hingga operator alat berat.
“Bicara Galian C itu juga bicara soal perut rakyat. Jangan sampai karena satu aturan, banyak perut jadi lapar,” ujarnya tajam.
Bukan tanpa solusi, Sem Nalpa mendesak agar Pemerintah Kota Bontang segera meninjau ulang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), terutama dalam aspek zonasi pertambangan rakyat. Ia menilai, selama belum ada kejelasan wilayah yang diperbolehkan, warga akan selalu dihadapkan pada risiko hukum.
“Bukan berarti kita mendukung tambang ilegal, tapi justru kita mendorong agar ada legalitas yang berpihak pada rakyat. Zonasi tambang harus dibuka secara sah agar masyarakat punya kepastian,” tambahnya.
Fraksi Gerindra mendorong pemerintah agar segera membuat regulasi khusus terkait Galian C yang mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan kemanusiaan.
“Keadilan pembangunan tidak hanya tentang infrastruktur megah, tapi juga tentang memastikan rakyat bisa ikut membangun hidupnya sendiri,” tutupnya. (adv)
Penulis : Sdh
Editor : Idhul Abdullah