DIKSIKU.com, Makassar – Banyak yang penasaran mengapa mayoritas eks relawan Anies Baswedan di Sulawesi Selatan justru tidak mengarahkan dukungannya kepada Cagub Andi Sudirman. Jawabannya ternyata sederhana, namun mengandung pemahaman mendalam tentang dinamika politik.
Ketua Relawan Perubahan Sulsel (RPS), Asri Tadda, menjelaskan bahwa semangat perubahan biasanya tumbuh dari individu yang berada di luar sistem.
“Orang luar memiliki perspektif yang lebih segar dan independen, sehingga mampu melihat sistem secara keseluruhan, mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, dan menawarkan solusi tanpa terikat kepentingan,” ungkapnya dalam pernyataan resmi yang diterima pada Jumat (16/8/2024) malam.
Dorongan untuk mengubah atau memperbaiki sistem, lanjut Asri, sering kali lahir dari luar. Sebaliknya, mereka yang sudah lama berada di dalam sistem cenderung ingin mempertahankan status quo, bahkan jika kebijakan yang diterapkan tidak sepenuhnya efektif atau bermanfaat bagi rakyat.
“Orang dalam sistem cenderung melihat segalanya dari perspektif yang sudah bias, sulit untuk melakukan perubahan tanpa kesadaran penuh akan adanya masalah,” tegasnya.
“Mengakui kelemahan atau kegagalan diri sendiri di dunia politik adalah hal yang sangat langka,” sambungnya.
Asri juga menyoroti bahwa prinsip-prinsip perubahan yang pernah diperjuangkan oleh relawan Anies Baswedan di tingkat nasional, kini diterapkan di Sulsel.
“Wajar jika eks relawan Anies yang kini tergabung dalam RPS lebih memilih mendukung calon yang dianggap sebagai penantang Andi Sudirman,” ujarnya.
Meski Andi Sudirman, sebagai mantan petahana, telah menorehkan sejumlah prestasi, Asri Tadda menekankan bahwa hal-hal yang kurang baik tetap harus dikoreksi.
“Menghadirkan penantang bukanlah ancaman, tapi kesempatan untuk memperbaiki kekurangan dan melahirkan gagasan-gagasan baru yang lebih baik,” imbuhnya.
Asri juga menegaskan pentingnya kompetisi dalam demokrasi. “Tanpa adanya penantang yang kuat, sulit rasanya bagi gagasan perubahan yang berarti untuk muncul. Inilah inti dari demokrasi, yaitu untuk kesejahteraan rakyat,” tuturnya.
Karena itu, Asri dengan tegas menolak skenario “kotak kosong” dalam Pilkada. Rakyat berhak memilih dari lebih dari satu opsi, karena pada akhirnya, merekalah yang merasakan dampak dari setiap kebijakan pemerintah.
“Rakyat berhak memilih calon pemimpin terbaik, karena merekalah yang membiayai pemerintahan melalui pajak yang mereka bayarkan,” tutupnya dengan tegas. (*)
Penulis : Redaksi Diksiku
Editor : Idhul Abdullah