DIKSIKU.com, Bontang – Di balik cepatnya respons terhadap bencana, kebakaran, dan gangguan ketertiban, ada wajah-wajah yang jarang tersorot: para pekerja garda terdepan yang berjaga dalam senyap. Mereka yang tak kenal jam kerja, tapi justru kerap luput dari perhatian saat bicara soal kesejahteraan.
Dalam Rapat Paripurna Ke-17 DPRD Kota Bontang yang digelar Selasa (22/4/2025), suara tentang keadilan bagi mereka kembali terdengar. Forum tersebut membahas rekomendasi atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota tahun anggaran 2024, dengan sorotan tajam mengarah ke fasilitas dan tunjangan bagi pegawai OPD yang bekerja dalam sistem shift.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bontang. Melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Bontang, Ismail, mereka menyampaikan keluhannya bukan dengan nada keras, tapi dengan kepenatan yang sudah terlalu lama dipendam.
“Kami tidak minta banyak. Hanya ingin fasilitas yang layak agar bisa bekerja lebih sigap saat krisis datang,” ucap Ismail, mewakili para petugas yang selama ini berada di garis pertama saat bencana melanda.
Lebih dari itu, DPRD juga menyoroti belum adanya regulasi yang mengatur secara tegas insentif dan tunjangan risiko bagi para pegawai yang bekerja dalam sistem bergilir. Termasuk di antaranya petugas BPBD, pemadam kebakaran, Satpol PP, tenaga medis, hingga guru yang mengajar di kawasan pesisir.
Ketua DPRD Bontang, Andi Faizal Sofyan Hasdam, dalam sambutannya menegaskan bahwa Panitia Khusus (Pansus) DPRD telah merumuskan rekomendasi agar pemerintah kota segera menerbitkan peraturan wali kota (perwali) yang mengatur hal tersebut.
“Mereka ini bukan hanya bekerja, tapi menjaga kota ini tetap aman, tertib, dan sehat. Sudah waktunya ada keberpihakan yang nyata,” tegas Faizal.
Bagi Ismail dan rekan-rekannya, harapan kini kembali tumbuh. Meski ini bukan pertama kalinya isu serupa dibahas, namun dorongan yang muncul dalam paripurna kali ini memberi secercah optimisme.
“Mudah-mudahan tahun ini tidak lagi sekadar janji. Kami hanya ingin dihargai selayaknya,” tutup Ismail. (adv)
Penulis : Sadah
Editor : Idhul Abdullah