DIKSIKU.com, Bontang – Ketika puluhan mur dan baut di Jembatan Bontang Kuala raib tanpa jejak, bukan sekadar kehilangan material yang menjadi sorotan. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa ruang publik bukan hanya milik pemerintah, melainkan milik semua.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Bontang, Muhammad Sahib, memandang insiden tersebut sebagai cermin bahwa rasa memiliki terhadap fasilitas umum masih perlu diperkuat.
“Ini bukan semata tanggung jawab pemerintah atau polisi. Masyarakat juga punya peran penting dalam menjaga fasilitas umum,” ujar Sahib, Rabu (18/6/2025).
Bagi Sahib, hilangnya komponen penting dari jembatan bukan sekadar soal vandalisme. Ia menyuarakan kekhawatiran lebih dalam, betapa mudahnya kepentingan bersama terabaikan bila masyarakat hanya jadi penonton.
“Masyarakat harus lebih dari sekadar pengguna. Mereka adalah penjaga pertama dan terakhir ruang bersama kita,” ujarnya.
Sahib menekankan bahwa kejadian ini harus jadi titik balik dalam membangun budaya sadar ruang publik. Ketika satu baut hilang, itu bukan cuma kehilangan logam, tapi bisa berujung pada hilangnya rasa aman warga yang melintas tiap hari.
“Jangan sampai karena ulah satu orang, ratusan orang jadi korban. Ini jembatan dilalui warga setiap hari. Sangat berbahaya kalau strukturnya terganggu,” tegasnya.
Ia pun menyarankan agar pengawasan ditingkatkan, baik melalui teknologi seperti CCTV, maupun kehadiran fisik petugas di lapangan. Namun, menurutnya, pelindung terbaik tetap datang dari rasa kebersamaan warga.
“Kalau masyarakat kompak menjaga, pelaku akan berpikir dua kali. Kita butuh solidaritas dan kepedulian warga,” tambahnya.
Sahib mengajak pemerintah dan masyarakat menyatukan langkah lewat edukasi di sekolah, forum RT, dan ruang warga lainnya. Baginya, menjaga fasilitas umum bukan hanya soal mencegah kerusakan, tapi juga merawat jati diri kota yang bersih, aman, dan saling menjaga. (adv)
Penulis : Mra
Editor : Idhul Abdullah