Kemenkes Target Angka Obesitas Capai 3 Persen di 2030

- Editor

Senin, 24 Juli 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono. (ist)

i

Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono. (ist)

DIKSIKU.com, Jakarta –  Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono mengatakan, saat ini pemerintah berupaya untuk menurunkan angka obesitas menjadi 3% di tahun 2030.

Hal tersebut disampaikan Dante dalam diskusi memperingati Hari Anak Nasional bertajuk “Bahaya Obesitas Dini, Apa Solusinya?” yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) pada Senin, 24 Juli 2023.

“Kita tetap berpegang di SDGs bahwa tahun 2030 nanti angka obesitas akan menjadi 3%. Karena itu edukasi di tingkat masyarakat itu harus dilakukan secara masif,” katanya.

Selain itu, pemerintah juga menggodok beberapa hal penting dalam kaitannya menekan angka obesitas.

“Beberapa hal yang sedang kita godok meski belum final adalah memberikan pajak pada makanan yang dikemas dengan kandungan GGL (gula, garam, dan lemak) yang melebihi batas. Itu salah satu usaha pemerintah yang digunakan untuk menekan angka obesitas untuk mencapai angka SDGs 3% 2030,” tegasnya.

Sementara itu, untuk usia anak-anak, demikian Dante, belum ada target khusus dalam upaya menekan angka obesitas yang cukup masif tersebut.

“Untuk usia anak-anak memang belum ada target secara khusus mengenai obesitas ini, tapi kita sudah menyadari bahwa tadinya kita mengalami double burden of malnutrition. Di satu sisi kita mempunyai masalah kekurangan gizi stunting, di satu sisi kita mempunyai angka obesitas. Dua-duanya kita perbaiki sehingga angka stunting turun dan angka obesitas turun,” ungkapnya.

Baca Juga :  Penghargaan Tingkat Nasional Dari Kemenkes RI, Bupati Ratnawati Terima Sertifikat Bebas Penderita Frambusia

Dante juga kembali menekankan soal pengawasan terhadap “jajanan anak sekolah yang bisa memberikan efek terhadap naiknya tingkat obesitas anak di Indonesia.

Ia menyadari, hal ini masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah, apalagi industri kecil ini tidak semuanya teregistrasi.

“Ini memang sektor yang kadang-kadang tidak tersentuh oleh pemerintah. Karena industri UMKM ini tidak semuanya teregistrasi. Kebanyakan anak-anak itu beli di ‘abang-abang’ yang jualan, itu makanannya gak teregistrasi,” kata Dante.

Karena itu, fungsi pembinaan menjadi sangat penting agar anak-anak bisa memilih makanan yang layak dimakan dan membatasi jajanan ringan di sekolah yang berdampak pada obesitas anak.

“Jadi, semua stakeholder ikut berperan di dalamnya, yang paling penting adalah kesadaran masyarakat, kesadaran ini ada di tangan kita semua,” ungkapnya.

Pengaruh Faktor Genetik

Selain pola makan, lanjut Dante, faktor genetik orangtua juga mempengaruhi tingkat obesitas anak.

“Apalagi kalau dibarengi dengan faktor genetik. Faktor genetik yang besar pada ibu dan bapanya yang memang sudah obesitas akan menentukan anak itu akan menjadi obesitas,” tambah Dante.

Baca Juga :  Pencalonan Gibran Digugat, Tim Pembela 02 Sebut Kubu Anies dan Ganjar Cengeng

Ia mengaku ada peningkatan yang cukup drastis terkait potret kelebihan obesitas yang terjadi di semua kelompok umur di Indonesia.

“Jadi kita sudah pernah memotret pada tahun 2013 di laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas), angka obesitas di Indonesia sekitar 15,3 %. Begitu dipotret lagi tahun 2018, obesitasnya menjadi 21,8%. Jadi, ada peningkatan yang begitu drastis di dalam masyarakat tentang obesitas,” bebernya.

Karena itu, hal yang penting dilakukan dalam menurunkan angka obesitas adalah pola asuh di dalam keluarga.

“Yang diperlukan adalah mendidik masyarakat untuk menjadi smart eater atau cerdas untuk makan. Jadi sebelum dia makan, sebelum dia membeli barang makanan, baca dulu kalorinya itu berapa. Sehingga nanti dia bisa memperhitungkan kalau dia beri makan makanan tersebut untuk anaknya. Jadi si ibu ini akan memperkirakan berapa yang bisa dimakan setiap hari,” jelasnya.

Kegiatan FMB9 juga bisa diikuti  secara langsung di kanal youtube FMB9ID_IKP. Nantikan update fakta bicara dari lingkar pertama di FMB9ID_ (Twitter),  FMB9.ID  (Instagram),  FMB9.ID  (Facebook).

Loading

Penulis : Redaksi

Editor : Idhul Abdullah

Sumber Berita : Rilis FMB9

Berita Terkait

Imbas Gejolak Publik, NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dari DPR RI
Ahmad Munir Terpilih Menjadi Ketua Umum PWI Pusat Periode 2025–2030
Usulan PPPK Paruh Waktu Membeludak, Pemkab Mamuju Masuk Daftar Pengajuan Terbanyak Ditolak BKN
LAKSI: Usut Tuntas Aksi Anarkis dan Pembakaran Kendaraan di DPR
Hendry Ch Bangun Daftar Ketua PWI, Dikawal Dukungan 23 Provinsi
Kabar Bahagia! Guru-Guru Kini Bisa Lanjut Kuliah dengan Bantuan Negara
Koruptor Merinding! Prabowo Mau Rampas Aset Tanpa Ampun
Mayoritas Provinsi di Indonesia Masih ‘Hidup Numpang’ pada APBN

Berita Terkait

Minggu, 31 Agustus 2025 - 16:35 WITA

Imbas Gejolak Publik, NasDem Nonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach Dari DPR RI

Minggu, 31 Agustus 2025 - 06:15 WITA

Ahmad Munir Terpilih Menjadi Ketua Umum PWI Pusat Periode 2025–2030

Rabu, 27 Agustus 2025 - 10:49 WITA

Usulan PPPK Paruh Waktu Membeludak, Pemkab Mamuju Masuk Daftar Pengajuan Terbanyak Ditolak BKN

Rabu, 27 Agustus 2025 - 05:43 WITA

LAKSI: Usut Tuntas Aksi Anarkis dan Pembakaran Kendaraan di DPR

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 19:19 WITA

Hendry Ch Bangun Daftar Ketua PWI, Dikawal Dukungan 23 Provinsi

Sabtu, 3 Mei 2025 - 13:33 WITA

Kabar Bahagia! Guru-Guru Kini Bisa Lanjut Kuliah dengan Bantuan Negara

Jumat, 2 Mei 2025 - 22:14 WITA

Koruptor Merinding! Prabowo Mau Rampas Aset Tanpa Ampun

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:33 WITA

Mayoritas Provinsi di Indonesia Masih ‘Hidup Numpang’ pada APBN

Berita Terbaru