Merusak Estetika, Faisal FBR Desak Pemkot Bontang Tertibkan Warung Sekitar Masjid Terapung

- Editor

Jumat, 2 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Anggota DPRD Bontang Faisal FBR. (int)

i

Anggota DPRD Bontang Faisal FBR. (int)

DIKSIKU.com, Bontang- Anggota Komisi III DPRD Kota Bontang, Faisal FBR, menyampaikan kritiknya terkait keberadaan warung-warung di sekitar Masjid Terapung di Selambai, Loktuan, yang dinilai mengganggu estetika dan keindahan kawasan tersebut.

Menurut Faisal, keberadaan warung-warung ini merupakan hasil dari perubahan fungsi lahan yang terjadi seiring waktu, dan kini menjadi masalah yang harus segera ditangani oleh pemerintah.

Faisal menjelaskan bahwa sebelum Masjid Terapung berdiri, area di sekitarnya dulunya digunakan sebagai tempat pengeringan rumput laut, sebuah area yang tertutup dan tidak bisa diakses oleh umum.

Namun, seiring berjalannya waktu, aktivitas pengeringan tersebut berhenti, dan area tersebut kemudian beralih fungsi menjadi tempat parkir kendaraan bagi warga Selambai, serta lokasi untuk pembongkaran ikan oleh para nelayan lokal.

Fungsi ini memberikan kemudahan bagi nelayan untuk mendistribusikan ikan tanpa harus masuk ke wilayah Selambai yang jauh dan memakan waktu.

“Saya sendiri dulu sering memarkir mobil di sana,” kata Faisal dalam sebuah diskusi di WhatsApp group pada Jumat (2/8/2024).

Baca Juga :  DPRD Bontang Dukung Rencana Pemkot Perluas Jaringan Gas, Tekankan Harus Sesuai Regulasi

Namun, perubahan fungsi lahan tak berhenti di situ. Faisal mengungkapkan bahwa area tersebut kemudian dialihfungsikan lagi menjadi kantor uji KIR oleh Dinas Perhubungan.

Ia mengakui bahwa dirinya yang mengusulkan agar gedung tersebut digunakan untuk uji KIR, karena pada saat itu Dinas Perhubungan belum memiliki fasilitas yang memadai untuk kegiatan tersebut.

“Saya usulkan agar gedung itu digunakan untuk uji KIR demi kelancaran prosesnya, meskipun itu berarti kendaraan yang biasa parkir di sana, termasuk milik saya, harus dipindahkan,” tambahnya.

Namun, perkembangan yang lebih signifikan terjadi ketika rakit-rakit yang awalnya hanya digunakan untuk mengeringkan ikan dan sebagai tempat parkir sementara, dibeli oleh pemilik baru yang tidak berdomisili di Selambai.

Mereka mengubahnya menjadi warung-warung dan keramba, yang menurut Faisal, menjadi penyebab utama munculnya kekumuhan di sekitar Masjid Terapung, yang seharusnya menjadi ikon wisata di kawasan tersebut.

Baca Juga :  Atensi Persamaan Hak, Tri Ismawati Dorong Payung Hukum Penyandang Disabilitas Disempurnakan

Faisal mengaku bahwa ia telah memperingatkan lurah setempat sebelumnya untuk berhati-hati dalam memberikan izin pembangunan di sekitar Masjid Terapung. Sayangnya, peringatan tersebut diabaikan, dan kini pemerintah harus menanggung beban untuk menertibkan kawasan yang semakin semrawut.

“Masjid Terapung ini bukan hanya tempat ibadah, tapi juga destinasi wisata. Keindahan dan kebersihannya harus dijaga. Pembangunan yang tidak terkontrol justru merusak pemandangan dan nilai estetika di area ini,” ujar Faisal.

Ia menekankan perlunya penataan yang ketat dan pengawasan yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa kawasan sekitar Masjid Terapung tetap terjaga keindahannya. Faisal juga meminta pemerintah untuk lebih proaktif dalam menertibkan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota.

“Penataan yang tepat sangat penting agar kawasan Selambai, khususnya di sekitar Masjid Terapung, dapat menjadi area yang lebih bersih, tertata, dan menarik bagi warga maupun wisatawan,” pungkasnya. (adv)

Loading

Penulis : AS

Editor : Idhul Abdullah

Berita Terkait

Disetujui dengan Syarat, Raperda APBD 2024 Dihujani Catatan Kritis DPRD Bontang
Seragam Gratis Belum Datang, DPRD Bontang Minta Sekolah Tidak Bebani Orang Tua
Kampus Tutup, DPRD Bontang Desak Yayasan Unijaya Bertanggung Jawab
Pemkot dan DPRD Bontang Kompak Sahkan Laporan APBD 2024, Catatan BPK Jadi Sorotan
DPRD Bontang Apresiasi Pemkot Bantu Mahasiswa Unijaya yang Terlantar
DPRD Bontang Desak Tindak Lanjut Temuan BPK: Jangan Hanya Bangga Raih WTP
DPRD Bontang Kritik Distribusi Air PDAM: Air Baru Mengalir Saat Tengah Malam
DPRD Bontang Setujui Pertanggungjawaban APBD 2024, Tapi Ingatkan Sejumlah Catatan Serius

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 21:11 WITA

Disetujui dengan Syarat, Raperda APBD 2024 Dihujani Catatan Kritis DPRD Bontang

Selasa, 24 Juni 2025 - 20:56 WITA

Seragam Gratis Belum Datang, DPRD Bontang Minta Sekolah Tidak Bebani Orang Tua

Selasa, 24 Juni 2025 - 19:21 WITA

Kampus Tutup, DPRD Bontang Desak Yayasan Unijaya Bertanggung Jawab

Senin, 23 Juni 2025 - 21:47 WITA

Pemkot dan DPRD Bontang Kompak Sahkan Laporan APBD 2024, Catatan BPK Jadi Sorotan

Senin, 23 Juni 2025 - 21:13 WITA

DPRD Bontang Apresiasi Pemkot Bantu Mahasiswa Unijaya yang Terlantar

Senin, 23 Juni 2025 - 21:06 WITA

DPRD Bontang Desak Tindak Lanjut Temuan BPK: Jangan Hanya Bangga Raih WTP

Senin, 23 Juni 2025 - 20:54 WITA

DPRD Bontang Kritik Distribusi Air PDAM: Air Baru Mengalir Saat Tengah Malam

Senin, 23 Juni 2025 - 20:40 WITA

DPRD Bontang Setujui Pertanggungjawaban APBD 2024, Tapi Ingatkan Sejumlah Catatan Serius

Berita Terbaru

Daerah

Kejari Sinjai Musnahkan Barang Bukti 60 Perkara

Kamis, 26 Jun 2025 - 15:47 WITA